top of page

SEBENARNYA ISTILAH MADU ASLI DAN MADU MURNI ITU BERBEDA


Petani lebah mengamati sarang lebah

Madu asli dan madu murni pasti menjadi incaran para konsumen karena dapat memberikan rasa aman dan jaminan mutu yang diharapkan. Namun, apakah madu asli bisa dikatakan madu murni? Atau madu murni bisa dikatakan madu asli? Pasti banyak juga yang mencantumkan penjelasan “madu dipanen langsung dari petani lebah” untuk meyakinkan para konsumennya. Cara-cara tersebut tidak salah dan merupakan langkah marketing yang baik apabila juga disertakan dokumentasi bukti pemanenan madu. Tetapi, jika tanpa bukti ilmiah apakah akan memberikan jaminan 100% bahwa produk tersebut adalah madu asli dan madu murni?


Perlu diketahui, bahwa madu asli tidak sepenuhnya memberikan jaminan madu murni. Kenyataannya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Padaoyan et. al (2007) menyatakan, sebanyak 30 sampel madu asli yang diujikan, ada 10 sampel madu tidak murni. Sebutan madu murni hanya untuk madu yang benar-benar bersumber dari gula nektar tanpa campuran sirup gula. Kemudian, istilah madu asli ialah madu yang bersumber dari lebah madu (bukan buatan tangan manusia). Keaslian madu dapat dibuktikan dengan melakukan pengujian laboratorium sesuai parameter SNI 8664:2018, pengecekkan pollen bunga, atau bisa juga diperoleh langsung dari petani madu.



Umumnya baik para produsen, penjual, maupun konsumen menggunakan kedua istilah tersebut dengan makna yang sama, contohnya bahwa label "madu asli" tandanya asli dan murni. Padahal, kedua kata tersebut bermakna berbeda. Istilah keaslian madu, menentukan apakah madu tersebut madu bersumber dari lebah atau madu oplosan. Kalau madu tersebut asli, pasti ada karakter fisik, rasa, aroma dan juga nutrisi khas yang terkandung di dalamnya. Apabila ingin mengetahui kandungan nutrisi khas di dalam madu, maka perlu pengujian laboratorium dengan parameter tertentu untuk bisa mengetahuinya seperti aktivitas enzim diastase, hidroximetilfurfural (HMF), keberadaan pollen, rasa, dan aroma. Jika berdasarkan parameter tersebut hasilnya tidak sesuai maka bisa jadi madu tersebut tidak asli. Terkecuali untuk parameter pollen yang diperuntukkan hanya untuk madu yang berasal dari nektar bunga.

Contoh penjualan madu yang beredar pada salah satu pasar elektronik

Apakah keaslian madu memberikan jaminan madunya murni?


Keaslian madu memang tidak memberikan jaminan dalam kemurnian madu, namun analisa keaslian madu juga diperlukan untuk memberikan identitas pada madu yang dihasilkan, misalnya seperti madu bunga kopi. Maka salah satu cara pembuktian bahwa madu tersebut berasal dari bunga kopi ialah dengan melacak keberadaan pollen bunga kopi. Salah satu cara untuk melacak keberadaan pollen kopi tersebut perlu dilakukan di laboratorium dengan teknik mikroskopi. Mengetahui keberadaan pollen merupakan hal penting untuk produsen madu sebagai bukti keaslian sumber nektar madu tersebut. Keberadaan pollen pada madu juga bisa menjadi sebuah penanda daerah di mana madu itu berasal. Penanda tersebut bisa digunakan sebagai Geographical Indication (GI) untuk produk madu.


Logo Indikasi Geografis Indonesia

Melalui Geographical Indication (Indikasi Geografis), produk madu tersebut tidak hanya mendapat jaminan perlindungan secara hukum tetapi juga bisa menjadi sebuah cerita yang dapat dijual ke pasar global. Misalnya madu kopi yang berasal dari perkebunan kopi Gayo di Aceh. Memiliki catatan rasa seperti aroma kopi arabika, rasa pahit dan manis, madu berwarna hitam, dan sebagainya. Sejauh ini, hanya madu sumbawa yang sudah memiliki lisensi indikasi geografis dan sudah dikenal dunia. Apakah madu Anda ingin menjadi bagian dari indikasi geografis seperti madu sumbawa dan dikenal dunia?


Kemudian bagaimana dengan kemurnian?

Madu sudah tidak dapat dikatakan murni apabila terdapat campuran lainnya seperti sirup gula. Kemurnian madu hanya dapat ditentukan secara pasti melalui pengujian laboratorium. Pengujiannya dengan menentukan persen kandungan gula C4 pada madu. Apabila kandungan gula C4 pada madu lebih besar dari 7%, dapat dipastikan bahwa madu tersebut tidak murni. Hal ini sudah sesuai dengan Padaoyan et. al (2007) bahwa apabila gula C4 menunjukkan diatas 7% tandanya madu tersebut tidak murni. Umpamanya air minum murni tidak boleh ada campuran bahan apa pun. Apabila air tersebut ditambahkan alkohol 1% saja, air tersebut sudah tidak murni karena tercemar alkohol tersebut.


Ternyata hal ini yang perlu diperhatikan pada madu


Pada umumnya, para petani madu biasa memberikan gula C4 untuk makanan lebah-lebahnya ketika musim tidak berbunga.Hal ini bertujuan agar para lebah tidak meninggalkan sarang yang dibuat oleh para petani madu. Selain itu, petani madu melakukannya untuk memenuhi kebutuhan madu di pasaran. Oleh karena itu, madu ini dapat dikategorikan madu yang asli, namun tidak murni. Salah satu cara untuk mengetahui kemurnian madu ialah dengan melakukan pengujian gula C3-C4.


Lalu, apa itu gula C3 dan C4 serta apa bedanya?


Gula C3 dan C4 adalah gula yang bersumber dari tanaman. Gula C4 berasal dari tanaman dengan kadar karbohidrat yang banyak seperti singkong, beet, dan jagung. Proses pembuatannya dengan pemecahan karbohidrat oleh enzim menjadi gula sederhana seperti fruktosa dan glukosa. Gula-gula ini lah yang disukai oleh lebah sebagai sumber makanannya. Gula C4 merupakan gula pengotor pada madu. Gula C3 ialah gula yang bersumber dari tanaman berbunga dan memiliki nektar seperti kopi, rambutan, durian, randu, dan sebagainya.


Perbedaan antara kedua gula tersebut terletak pada struktur karbon produk hasil fotosintesis. Pada proses fotosintesis, tanaman akan mengubah CO2 (sumber makanan tanaman) menjadi molekul gula setelah melalui siklus yang dinamakan siklus calvin. Pada gula C3, hasil pertama dari fotosintesis ialah 3 phospho gliseric acid (molekul berkarbon tiga). Kemudian pada gula C4, hasil fotosintesisnya berupa molekul berkarbon empat (oksaloasetat).Berdasarkan hal ini kita dapat membedakan gula yang bersumber dari nektar dan dari gula sirup.


Apakah sudah dilakukan pengujiannya?


Kami tim Research & Development dari Mbrio Food Laboratory, sudah menguji enam madu yang sudah beredar di pasar nasional. Hasil analisis menunjukkan bahwa satu dari enam sampel madu merupakan madu murni. Analisa kemurnian madu dilakukan dengan melakukan uji gula C3-C4. Sampelnya terdiri atas lima sampel madu lokal dan satu madu impor. Hasil menunjukkan bahwa satu dari lima sampel madu lokal dan satu madu impor merupakan madu yang murni. Batasan penentuan madu murni ialah kandungan gula C4 tidak lebih dari 7%.

Grafik persentase konsentrasi gula C4 pada madu. Madu murni memiliki kandungan gula C4 kurang dari 7%

Berdasarkan dari hasil pengujian yang kami lakukan, dapat dikatakan cukup memprihatinkan bahwa mayoritas madu lokal yang kami ujikan bukanlah madu murni. Namun, masih terdapat harapan bahwa masih terdapat madu-madu murni lainnya yang ada di Indonesia. Data yang tersaji ini merupakan data riil dan nama sampel kami samarkan. Penelitian dilakukan dah hasilnya diperoleh melalui kerjasama dengan laboratorium terkemuka yang mampu melakukan pengujian gula C4. Apakah Anda ingin menjadi bagian dari penelitian ini? Atau Anda ingin memberikan jaminan mutu kepada konsumen bahwa madu Anda murni? Hubungi kami segera di website kami sekarang juga!



Daftar Pustaka

Wang J, Li QX. 2011. Chemical composition, characterization, and differentiation of honey botanical and geographical origins. Advances in food and nutrition research. 62(1): 89-137. DOI: 10.1016/B978-0-12-385989-1.00003-X.


Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

Ask

Food Lab

Ask
Certification

bottom of page